SELAMAT DATANG DI GBI PEMUDA. MARI ALAMI PEMULIHAN SEUTUHNYA

Minggu, 28 Juli 2013

HAMBA UANG

“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:10)
Alkisah ada seorang eksekutif muda yang berasal dari keluarga yang sangat berada. Harta keluarganya tak terhitung jumlahnya. Dan sebagai seorang eksekutif muda, dia juga mendapatkan gaji bulanan yang tidak sedikit. Akan tetapi pemuda ini masih merasa tidak puas akan seluruh kekayaan yang dia miliki sehingga dia melakukan korupsi di perusahaan yang dia pimpin.
Mengapa hal ini terjadi? Sang pemuda jelas tidak hidup berkekurangan, bahkan dia hidup dalam kelimpahan. Jumlah uang yang dia korupsi pun jauh lebih kecil daripada jumlah yang tertera di depositonya. Tanpa korupsi, dia dapat memenuhi keinginannya, entah itu membeli mobil atau gadget keluaran terbaru maupun pergi berlibur ke tempat-tempat eksotis di dunia. Lalu apa yang membuat pemuda tersebut nekat melakukan korupsi?
Firman Tuhan di atas mengatakan bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Mencintai uang dapat mendorong kita untuk melakukan berbagai kejahatan yang tidak masuk akal sekalipun. Tuhan Yesus bersabda, “tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:24). Dari Firman di atas, jelas bahwa kita tidak dapat mengasihi Tuhan dan mencintai uang pada saat yang bersamaan. Ketika kita mencintai uang, kita menyembah mamon dan menjadi hamba uang. Hati kita pun dipenuhi oleh kerakusan dan ketamakan sehingga kita tidak akan pernah puas dengan apa yang telah kita miliki. Seperti eksekutif muda dalam kisah di atas, mata hatinya sudah dibutakan oleh kecintaannya akan uang sehingga dia berani menghalalkan korupsi demi memenuhi ambisi pribadinya, yaitu menimbun kekayaan bagi dirinya sendiri.
Apakah yang Alkitab katakan mengenai orang seperti ini? Dalam perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh, di Lukas 12:13-21 Yesus mengatakan bahwa orang kaya yang menimbun harta di dunia bagi dirinya sendiri adalah orang yang bodoh karena suatu saat nyawanya akan diambil dan dia tidak akan dapat menikmati kekayaan tersebut karena dia tidak dapat membawa apapun bersamanya. Oleh karena itu Tuhan Yesus memperingati kita, "berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu"(Lukas 12:15). Tuhan Yesus mengajak kita untuk menimbun kekayaan kita di Surga dengan berbuat baik pada sesama dan melaksanakan kehendak Bapa. 
Generasi muda, emas dan perak adalah kepunyaan Tuhan. Dan Tuhan sedang mencari orang-orang yang dapat Dia percayai untuk Dia berkati secara berlimpah-limpah. Tuhan rindu untuk memberkati kita agar kita dapat memberkati orang lain, terutama mereka yang miskin dan membutuhkan. Apakah saudara mau berkata "ya Allah Bapa, berkatilah aku untuk menjadi saluran berkat-Mu bagi orang yang membutuhkan"? Biarlah kata-kata itu bukan hanya manis di mulut kita saja tapi kiranya kata-kata itu benar-benar keluar dari kerinduan hati kita untuk memberkati banyak orang demi kemuliaan nama Tuhan. Tuhan melihat hati kita, oleh karena itu “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33).
Healing Quotes:
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar