“Karena akar segala
kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai
duka.” (1 Timotius 6:10)
Alkisah ada
seorang eksekutif muda yang berasal dari keluarga yang sangat berada.
Harta keluarganya tak terhitung jumlahnya. Dan sebagai seorang eksekutif
muda, dia juga mendapatkan gaji bulanan yang tidak sedikit. Akan tetapi
pemuda ini masih merasa tidak puas akan seluruh kekayaan yang dia
miliki sehingga dia melakukan korupsi di perusahaan yang dia pimpin.
Mengapa hal ini terjadi? Sang pemuda
jelas tidak hidup berkekurangan, bahkan dia hidup dalam kelimpahan.
Jumlah uang yang dia korupsi pun jauh lebih kecil daripada jumlah yang
tertera di depositonya. Tanpa korupsi, dia dapat memenuhi keinginannya,
entah itu membeli mobil atau gadget keluaran terbaru maupun
pergi berlibur ke tempat-tempat eksotis di dunia. Lalu apa yang membuat
pemuda tersebut nekat melakukan korupsi?
Firman Tuhan di atas mengatakan bahwa
akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Mencintai uang dapat
mendorong kita untuk melakukan berbagai kejahatan yang tidak masuk akal
sekalipun. Tuhan Yesus bersabda, “tak seorangpun dapat
mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang
dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah
dan kepada Mamon” (Matius 6:24). Dari Firman di atas,
jelas bahwa kita tidak dapat mengasihi Tuhan dan mencintai uang pada
saat yang bersamaan. Ketika kita mencintai uang, kita menyembah mamon
dan menjadi hamba uang. Hati kita pun dipenuhi oleh kerakusan dan
ketamakan sehingga kita tidak akan pernah puas dengan apa yang telah
kita miliki. Seperti eksekutif muda dalam kisah di atas, mata hatinya
sudah dibutakan oleh kecintaannya akan uang sehingga dia berani
menghalalkan korupsi demi memenuhi ambisi pribadinya, yaitu menimbun
kekayaan bagi dirinya sendiri.
Apakah yang Alkitab katakan mengenai orang seperti ini? Dalam perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh, di Lukas 12:13-21 Yesus
mengatakan bahwa orang kaya yang menimbun harta di dunia bagi dirinya
sendiri adalah orang yang bodoh karena suatu saat nyawanya akan diambil
dan dia tidak akan dapat menikmati kekayaan tersebut karena dia tidak
dapat membawa apapun bersamanya. Oleh karena itu Tuhan Yesus
memperingati kita, "berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu"(Lukas 12:15). Tuhan Yesus mengajak kita untuk menimbun kekayaan kita di Surga dengan berbuat baik pada sesama dan melaksanakan kehendak Bapa.
Generasi muda, emas dan perak adalah kepunyaan Tuhan. Dan Tuhan sedang mencari orang-orang yang dapat Dia percayai untuk Dia berkati secara berlimpah-limpah. Tuhan
rindu untuk memberkati kita agar kita dapat memberkati orang lain,
terutama mereka yang miskin dan membutuhkan. Apakah saudara mau berkata "ya Allah Bapa, berkatilah aku untuk menjadi saluran berkat-Mu bagi orang yang membutuhkan"? Biarlah
kata-kata itu bukan hanya manis di mulut kita saja tapi kiranya
kata-kata itu benar-benar keluar dari kerinduan hati kita untuk
memberkati banyak orang demi kemuliaan nama Tuhan. Tuhan melihat hati kita, oleh karena itu “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33).
Healing Quotes:
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)